Bimtek Kerja Sama Desa se-KBB, DPMD Dorong Desa Kembangkan Potensi Ekonomi dan Kemandirian


Bandung Barat — Hotel Takasimaya, Lembang, menjadi tempat berlangsungnya kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kerja Sama Desa se-Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung Barat.


Kegiatan ini diikuti oleh seluruh kepala desa se-KBB dengan fokus utama pada penguatan kerja sama antar desa serta pengembangan potensi ekonomi lokal untuk mewujudkan kemandirian desa.


Kadis DPMD KBB Dudi Supriadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Bimtek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memperkuat tata kelola pemerintahan desa sekaligus meningkatkan kapasitas aparatur desa dalam menjalin kerja sama produktif.

“Pemerintah daerah mendorong agar desa tidak hanya menjadi penerima manfaat dari program pusat, tetapi juga mampu menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya. Kerja sama antar desa, BUMDes, dan pihak ketiga harus diarahkan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” ujar Dudi Supriadi.


Menurut Dudi, arah pembangunan desa ke depan sejalan dengan kebijakan nasional yang menekankan pentingnya pembangunan ekonomi dari desa, sebagaimana visi Presiden Prabowo Subianto. Ia menegaskan bahwa DPMD KBB siap memfasilitasi dan mengawal setiap inisiatif kerja sama desa agar dapat berjalan sesuai aturan dan membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.


Sementara itu, Kabid penataan dan kerjasama desa, Faisal Faizal Firdaus S.IP.M.Si. dalam paparannya menjelaskan pentingnya kegiatan Bimtek ini karena berkaitan langsung dengan sejumlah program strategis pemerintah pusat. Di antaranya program Koperasi Desa Merah Putih, penguatan kegiatan Mitigasi Berbasis Gotong Royong (MBG), serta alokasi dana desa sebesar 20 persen untuk mendukung ketahanan pangan melalui BUMDes.


“Kami memandang kegiatan ini sangat penting karena membuka ruang bagi desa untuk memaksimalkan potensi yang ada. Desa diharapkan tidak hanya bergantung pada dana transfer, tetapi mampu menciptakan sumber pendapatan sendiri,” terang Faizal.


Faizal menambahkan, kerja sama antar desa bisa dilakukan di berbagai bidang, baik ekonomi maupun non-ekonomi. Tujuannya adalah menciptakan dampak yang saling menguntungkan bagi semua pihak, termasuk dengan dunia usaha dan lembaga swasta.


Ia juga menyoroti besarnya peluang di sektor kebutuhan pokok, seperti beras, ayam, dan telur, yang permintaannya terus meningkat. Menurutnya, fenomena kelangkaan telur yang sempat terjadi belakangan ini justru menjadi peluang emas bagi desa untuk memperkuat peran BUMDes sebagai penyedia kebutuhan pangan lokal.


“Kelangkaan telur dan meningkatnya permintaan kebutuhan pokok adalah sinyal potensi ekonomi. Desa harus bisa memanfaatkannya melalui BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih,” tegasnya.


Namun, Faizal juga mengingatkan pentingnya aspek legalitas usaha desa. Ia menekankan bahwa setiap BUMDes wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan memastikan produk atau jasanya terdaftar di LKPP agar dapat berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.


“Tantangan kita adalah memastikan usaha desa terdaftar secara resmi. Jika tidak, maka desa tidak bisa ikut dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” jelasnya.


Melalui kegiatan Bimtek ini, DPMD KBB berharap seluruh kepala desa mampu melihat peluang ekonomi secara strategis dan menjalin kemitraan yang produktif. Penguatan kerja sama antar desa dan dengan pihak ketiga diharapkan menjadi langkah konkret menuju desa mandiri, produktif, dan berdaya saing.


“Kami ingin desa-desa di Bandung Barat lebih kreatif, adaptif, dan mampu membaca arah pasar. Potensi yang ada harus dioptimalkan agar Pendapatan Asli Desa (PADes) meningkat dan kesejahteraan masyarakat semakin baik,” pungkas Faizal. **Jay k.

Post a Comment

أحدث أقدم