Cimahi – Persaingan di sektor perdagangan, khususnya antara pasar tradisional dan modern di Kota Cimahi, semakin ketat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPT Pasar Cimahi, Andri Gunawan, dalam wawancara santai di ruang kerjanya, Rabu, 28/05/2025.
Beliau memaparkan bagaimana perubahan zaman dari sistem offline ke online, atau yang disebut digitalisasi, telah membentuk lanskap perdagangan yang baru.
Pasar rakyat, yang dulunya menjadi satu-satunya pilihan, kini harus bersaing dengan pasar modern dan toko-toko ritel besar seperti Alfamart dan Indomaret.
Di Cimahi sendiri, terdapat tujuh pasar rakyat tiga dikelola swasta dan empat oleh pemerintah. Keempat pasar milik pemerintah – Pasar Atas Baru, Pasar Cimindi, dan Pasar Citeureup – telah menunjukkan strategi adaptasi yang berhasil.
Sedangkan tiga pasar swasta – Pasar Antri, Pasar Rancabentang, dan Pasar Baros – menghadapi tantangan tersendiri.
Andri Gunawan menekankan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan ini. Pasar rakyat yang mampu beradaptasi dan berinovasi, dengan SDM yang terampil dan mengikuti perkembangan zaman, akan mampu bertahan.
Beliau mencontohkan keberhasilan Pasar Atas Baru yang telah meraih berbagai penghargaan dari pemerintah pusat dan provinsi.
Keberhasilan ini, menurut Andri, berkat motivasi dari Presiden Jokowi melalui lomba pasar rakyat yang memberikan hadiah besar, serta kerja keras tim pengelola dan paguyuban pedagang.
Lebih lanjut, Andri Gunawan menjelaskan beberapa kunci keberhasilan Pasar Atas Baru:
Pasar Atas Baru secara konsisten berinovasi, terbukti dengan perolehan 13 penghargaan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Inovasi ini meliputi digitalisasi pembayaran retribusi non-tunai yang telah berjalan hampir tiga tahun, sebuah pencapaian yang jarang ditemukan di pasar lain. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga meminimalisir kebocoran pendapatan.
Selain inovasi, peningkatan kualitas juga menjadi fokus utama. Pasar Atas Baru berperan penting dalam membantu Cimahi meraih juara 1 inflasi dan juara dalam lomba TPID, berkat data akurat yang dikelola.
Kolaborasi yang erat antara pengelola pasar, staf, dan pedagang menjadi kunci keberhasilan. Visi yang sama dan kerja sama yang solid memungkinkan terlaksananya program-program inovatif.
Contohnya, pengelolaan sampah yang telah dilakukan selama empat tahun, dengan sistem pemilahan sampah yang menghasilkan pendapatan tambahan bagi pedagang.
Pasar Atas Baru telah menjadi contoh bagi pasar lain di Jawa Barat bahkan Indonesia, dengan banyak pengelola pasar yang melakukan studi banding.
Andri Gunawan juga menyoroti rencana pembangunan kembali Pasar Cimindi yang hak guna pakainya telah habis.
Beliau menyarankan agar pembangunan pasar baru memperhatikan aspek pengelolaan dan kebutuhan pedagang,
bukan hanya fokus pada aspek estetika. Pembangunan yang sederhana, bersih, dan nyaman bagi pedagang dinilai lebih efektif daripada pembangunan yang mewah namun mahal.
Secara keseluruhan, wawancara ini menyoroti pentingnya inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dalam menghadapi persaingan pasar tradisional dan modern.
Keberhasilan Pasar Atas Baru menjadi bukti bahwa dengan strategi yang tepat, pasar tradisional dapat tetap relevan dan kompetitif di era digital. **Zay.

إرسال تعليق